Ikatan Kimia

    Pernahkah Anda bayangkan bahwa batu yang sangat besar tersusun dari butir-butir pasir yang sangat lembut, yang terikat satu sama lain. Demikian pula partikel-partikel pasir penyusun batu tersebut, sebenarnya merupakan gabungan dari partikel-partikel silikon dioksida yang sangat kecil. Bagaimanakah atom-atom silikon dengan atom-atom oksigen tersebut dapat bergabung satu dengan yang lain sehingga dapat membentuk sebongkah batu dengan ukuran raksasa?

    Sekarang, coba perhatikan garam dapur yang berwujud padatan berwarna putih. Garam dapur tersusun dari ion-ion natrium dan ion-ion klorin. Bagaimana ion-ion tersebut dapat bergabung satu dengan lainnya sehingga membentuk garam dapur?


A. Kestabilan Unsur

Unsur-unsur pada umumnya tidak stabil. Untuk mencapainya, unsur-unsur tersebut harus berikatan dengan unsur lainnya. Di antara atom-atom yang ada di alam, hanya atom gas mulia yang stabil sedangkan atom yang lain tidak stabil.Mengapa atom gas mulia stabil sedangkan yang lainnya tidak stabil?

1. Konfigurasi Elektron Gas Mulia

Golongan gas mulia pada sistem periodik terdiri dari unsur-unsur yang stabil dan tidak reaktif. Pada dasarnya, sifat unsur ditentukan oleh konfigurasi elektronnya. Bagaimana konfigurasi elektron dari atom yang stabil itu? Simak konfigurasi elektron atom-atom gas mulia yang merupakan atom-atom stabil berikut.

2He =  1s2 ev = 2

10Ne =  [He] 2s2 2p6 ev = 8

18Ar =  [Ne] 3s2 3p6 ev = 8

36Kr =  [Ar] 4s2 3d10 4p6 ev = 8

54Xe =  [Kr] 5s2 4d10 5p6 ev = 8

86Rn =  [Xe] 6s2 4f14 5d10 6p6 ev = 8

Dari konfigurasi elektron tersebut, Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa konfigurasi elektron atom-atom akan stabil bila jumlah elektron terluarnya 2 (duplet) atau 8 (oktet). Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia. Untuk membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia, dapat dilakukan dengan cara membentuk ion atau membentuk pasangan elektron bersama.

2. Teori Oktet dan Duplet

Pada tahun 1916, Walter Kossel dan Gilbert N. Lewis menemukan adanya hubungan antara kestabilan gas mulia dan cara atom-atom saling berikatan. Kedua ilmuwan itu mengemukakan bahwa jumlah elektron pada kulit terluar dari dua atom yang berikatan akan berubah sedemikian rupa sehingga konfigurasi elektron kedua atom sama dengan konfigurasi elektron gas mulia (8 elektron pada kulit terluarnya) yang disebut aturan oktet. Adapun yang membentuk konfigurasi elektron stabil dengan 2 elektron pada kulit terluarnya disebut aturan duplet.

Pada umumnya elektron terluar dari suatu atom kurang dari 8. Atom-atom tersebut membentuk konfigurasi elektron yang stabil dengan melepaskan atau menangkap elektron dari atom lain atau menggunakan elektron bersama-sama.

Unsur alkali dan alkali tanah dengan nomor atom yang lebih besar mencapai kestabilannya dengan membentuk konfigurasi elektron dengan melepas elektron dan membentuk ion positif.

Contoh:         Na            →           Na+           + e-

               ([He] 2s2 2p6 3s1)         ([He] 2s2 2p6)

Proses pembentukan ion positif (ionisasi) tersebut mudah terjadi karena atom Na mempunyai energi ionisasi yang rendah.

Untuk unsur golongan VIA dan VIIA cenderung menerima elektron untuk mencapai kestabilan elektron dengan membentuk ion negatif.

Contoh:          Cl       +  e-   →                Cl-

      ([He] 2s2 2p6 3s2 3p5)                ([He] 2s2 2p6 3s2 3p6)

Proses penangkapan elektron tersebut mudah terjadi dikarenakan afinitas elektron atom klorin besar.

3. Pengecualian Teori Oktet

a. Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elktron valensi kurang dari 4 sehingga tidak mencapai teori oktet. Contoh: BeCl2, BCl3, dan AlBr3.

b. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil. Contoh: NO2 (jumlah elektron valensi = 5 + 6 + 6 = 17).

c. Senyawa yang melampaui aturan oktet, di mana unsur periode 3 atau lebih dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (kulit M maksimum 18 elektron). Contoh: PCl5, SF6, ClF3, dan SbCl5.

Ketiga pengecualian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

 




 

  Molekul BCl3 Molekul NO2 Molekul PCl5

Gambar 4.2. Pengecualian oktet molekul BCl , NO2, dan PCl5

 BStruktur Lewis

Struktur Lewis merupakan diagram yang menujukkan ikatan-ikatan antar atom dalam suatu molekul. Struktur Lewis dikembangkan oleh Gilbert N. Lewis,

yang menyatakan bahwa atom-atom bergabung untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil.

Untuk menyusun struktur Lewis dari suatu atom atau unsur, dapat dengan cara menuliskan tanda titik (·) atau tanda silang (´) pada sekeliling atom. Setiap titik mewakili satu elektron yang terdapat pada kulit terluar (elektron valensi) dari atom tersebut.

Contoh penulisan struktur Lewis beberapa atom:

1. 

Konfigurasi elektron atom 1H : 1 à elektron valensi : 1

Struktur Lewis :

atau       

2. 

Konfigurasi elektron atom 6C : 2   4  à elektron valensi : 4

Struktur Lewis:          

 atau      

Konfigurasi elektron atom 8O : 2   6  à elektron valensi : 6

Oksigen :

atau 

Penggambaran rumus titik elektron (struktur Lewis) dari molekul beratom banyak (poliatom) kadang-kadang menimbulkan kesulitan. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dibuat beberapa kemungkinan. Beberapa catatan berikut dapat berguna dalam meramalkan struktur Lewis dari molekul yang beratom banyak.

a. Gambarlah semua elektron terluar (elektron valensi) dari masing-masing atom yang berikatan.

b. Umumnya atom-atom di dalam struktur Lewis akan mempunyai delapan elektron valensi, kecuali atom hidrogen yang hanya akan mempunyai 2 elektron (duplet).

c. Umumnya, atom-atom H akan membentuk pasangan elektron bersama dengan sebuah elektron dari atom O dahulu (ikatan kovalen).

d. Sebuah elektron dari atom O yang tersisa akan membentuk pasangan elektron dengan atom lainnya (ikatan kovalen).

e. Bila atom H dan atom O sudah dipasangkan semua, maka sisa atom oksigen baru membentuk pasangan elektron dengan atom lain dengan ikatan kovalen atau kovalen koordinasi.

f. Umumnya, di dalam struktur Lewis semua elektron berpasangan, termasuk pasangan elektron bebas (tidak untuk berikatan).

Contoh Soal:

1. Gambarkan struktur Lewis dari molekul H2O2 (nomor atom H = 1; O = 8).

Jawab:

 

2. Gambarkan struktur Lewis dari molekul HCN (nomor atom C = 6; N = 7).

Jawab:

Kemungkinan strukturnya dalah:

a. H−C−N b.  H−N−C c.   N−H−C

kemungkinan (c) ditolak sebab atom H hanya akan mempunyai sepasang elektron saja.

Bila dihitung, jumlah elektron keseluruhan ada 10 (1 dari atom H, 4 dari atom C dan 5 dari atom N). Jika atom N di tengah (b), berarti ada sebuah elektron dari N yang menyendiri (tidak berpasangan). Hal ini tidak lazim, maka kemungkinannya hanya (a) yang memenuhi syarat.

Bila struktur (a) dibuat, maka harus ada ikatan rangkap 3 di antara C dan N sebab bila tidak, atom C di tengah tidak memenuhi aturan oktet. Oleh karena itu, pasangan elektron bebas harus digeser dari atom C dan atom N ke tengah.


 CIkatan Ion

Ikatan ion terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion positif dengan ion negatif. Ikatan ion terjadi antara atom-atom yang mempunyai energi ionisasi rendah dengan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron yang besar. Unsur-unsur logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah sedangkan unsur-unsur non-logam mempunyai afinitas elektron yang tinggi. Oleh karena itu, ikatan ion dapat terjadi antara unsur-unsur logam dengan unsur-unsur non-logam.

1. Pembentukan Ikatan Ion

Ikatan ion terjadi karena atom-atom yang mempunyai energi ionisasi rendah (mudah melepas elektron) akan melepaskan elektronnya dan membentuk ion positif. Elektron yang dilepas akan ditangkap oleh atom yang mempunyai afinitas elektron besar (mudah menarik elektron) untuk membentuk ion negatif. Ion positif dan ion negatif yang terbentuk, selanjutnya akan saling tarik-menarik dengan gaya elektrostatis membentuk senyawa yang netral. Jumlah ion negatif dan positif dalam senyawa yang terbentuk mempunyai perbandingan sedemikian rupa sehingga akan membentuk senyawa netral.

Contoh:

a. Pembentukan ikatan ion pada senyawa NaCl

Atom natrium mempunyai nomor atom 11 dengan konfigurasi elektron:

11Na: [He] 2s2 2p6 3s1     

Atom klorin mempunyai nomor atom 17 dengan konfigurasi elektron:

17Cl: [He] 2s2 2p6 3s2 3p5

Untuk mencapai kestabilan, atom natrium melepaskan sebuah elektron sehingga mempunyai konfugurasi elektron gas mulia Ne

       Na                → Na+                +   e-

        ([He] 2s2 2p6 3s1)           ([He] 2s2 2p6)

Atom Cl akan mengikat sebuah elektron yang dilepaskan oleh atom Na tersebut sehingga akan mempunyai konfigurasi elektron sesuai dengan gas mulia Ar.

       Cl                     +   e- →              Cl-

        ([He] 2s2 2p6 3s2 3p5)                     ([He] 2s2 2p6 3s2 3p6)

Terjadi tarik menarik antara sebuah ion Na+ dengan sebuah ion Cl- membentuk gabungan ion NaCl.

Na+   +   Cl-   →   NaCl

 


Gambar 4.3. Pembentukan ikatan ion pada NaCl

b. Pembentukan ikatan ion pada senyawa CaCl2

20Ca: [Ar] 4s2

17Cl:  [Ne] 3s2 3p5

Atom Ca akan melepaskan 2 elektronnya menjadi ion Ca2+ dengan konfigurasi seperti gas mulia Ar.

     Ca              →          Ca2+          +   2e-

([Ne] 3s2 3p6 4s2)   ([Ne] 3s2 3p6)

Dua atom Cl masing-masing akan mengikat sebuah elektron yang dilepas atom kalsium tersebut, sehingga terbentuk dua buah ion Cl- dengan konfigurasi elektron seperti gas mulia Ar.

    Cl          +   e- →      Cl-

        ([Ne] 3s2 3p5)                     ([Ne] 3s2 3p6)

Selanjutnya sebuah ion Ca2+ akan tarik menarik dengan 2 ion Cl- membentuk senyawa netral CaCl2.

Ca2+   +   2Cl-   →   CaCl2


 

Gambar 4.4.  Pembentukan ikatan ion pada CaCl2

 

Senyawa ion membentuk kristal yang besar dari beberapa ion positif dan beberapa ion negatif dengan struktur tertentu. Pada senyawa NaCl, kristal yang dibentuk mempunyai struktur kubus, di mana setiap ion Na+ akan dikelilingi oleh enam ion Cl- dan sebaliknya setiap ion Cl- akan dikelilingi oleh enam ion Na+ (lihat Gambar 4.5). Oleh karena itu, pada senyawa ion tidak disebut rumus molekul, tetapi rumus kimia yang menggambarkan perbandingan paling sederhana dari ion positif dan ion negatif.


 

     (a)          (b)

Gambar 4.5. Contoh kristal senyawa ion: (a) kristal NaCl dan (b) kristal CaCl2

Tidak ada komentar:

Latihan Soal Menentukan Bentuk Molekul

ads
Diberdayakan oleh Blogger.